16.44

Merokok??Ngga banget dah!!

Ngapain Juga Merokok?

Wajah Rapid memerah. Di sebelah pelajar kelas 5 SD ini berdiri sang ibu yang dari sorot matanya terlihat sangat kesal. Rupanya, Rapid sedang dimarahi ibunya. Ada apa ya? Ternyata, Rapid ketahuan ibunya sedang mengisap rokok di sebuah taman dekat rumahnya. Tentu saja Rapid dimarahi dan mendapat hukuman dari ibunya. Kalau ibunda Rapid marah banget, sepertinya nggak salah, deh. Kalau mau tahu, di balik batang kecil rokok itu, tersimpan banyak racun. Nggak percaya? Pak dokter Rachmat Santika, seorang dokter spesialis anak, mau kok cerita banyak soal bahaya merokok. Buat kita, kata pak dokter, merokok bisa banget memicu dampak negatif. Asal tahu aja, rokok mengandung lebih dari empat ribu zat berbahaya lho. Misalnya saja, tar yang mengandung kimia beracun dan dapat merusak sel paru-paru serta menyebabkan sakit kanker. Ada juga karbon monoksida (CO) sebagai gas beracun yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen. Belum lagi nikotin yang merupakan zat kimia perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah dan membuat pemakai nikotin menjadi kecanduan.

Ganggu kesehatan

Akibat dari banyak racun berbahaya yang masuk ke tubuh, (bisa ditebak dong?) kesehatan kita bakal terganggu. Soalnya nih, anak yang merokok bakal sering mengalami napas pendek dan batuk-batuk yang sangat mengganggu, mudah lelah, berkurang kemampuan mencium bau, mengecap rasa, penuaan dini pada kulit, kerusakan rambut, mata, dan gigi. Merokok juga bikin kita kekurangan gizi, karena merokok membuat tidak nafsu makan. Akibatnya, kata pak dokter, pertumbuhan kita bakal terhambat dan kecerdasan juga bakal nggak berkembang. Kalau untuk waktu lama, orang yang merokok dapat menimbulkan penyakit kanker paru dan tenggorokan, gangguan pernapasan, TBC, jantung, hipertensi, dan osteoporosis. Biasanya, peringatan bahaya merokok sudah tertempel pada tiap bungkus rokok. Yang bikin heran, sudah ada peringatan begitu, tetap saja yang ngerokok banyak ya? Pak dokter bilang, akibat dari penyakit yang timbul dari rokok, nggak aneh kalau angka kematian gara-gara rokok juga tinggi. ''Angka kematian akibat kebiasaan merokok di dunia pada 2000 mencapai 3,5 juta orang, sekitar 1,1 juta orang di antaranya terjadi di Negara berkembang,'' ujar dr Rachmat.

Di Indonesia, 59 persen laki-laki berusia di atas 10 tahun telah menjadi perokok harian. Sementara persentase kematian adalah 25 persen lebih bagi perokok yang angkanya setiap tahun mencapai 58 ribu orang. ''Jadi, persentase kematian disebabkan rokok lebih tinggidibandingkan karena perang dan kecelakaan lalu lintas,'' tambahnya. Nah, sudah tahu dong bahaya merokok. Jadi, apa nih yang bisa kita lakukan? Pak dokter sih mengajak kita-kita supaya ikutan berkampanye bahaya merokok bagi kesehatan. Kalau untuk lingkungan sekolah dan rumah, kamu juga bisa mulai membuat kawasan bebas rokok. Selanjutnya, jauhi para perokok. ''Mulailah berpikir untuk kuatkan keyakinan jangan pernah sesekali mencoba merokok,'' lanjut dokter Rachmat. Sebisa mungkin hindari juga asap rokok. Usahakan untuk selalu menghirup udara yang bersih. Bakal lebih mantap lagi, kalau kita lebih banyak melakukan aktivitas bermanfaat daripada cuma nongkrong, bengong, dan buntut-buntutnya ikutan teman merokok. Udah nggak zaman deh takut dibilang nggak gaul gara-gara nggak merokok. Bisa diingat nih kata-kata pak dokter. ''Orang-orang yang melarang kamu untuk tidak merokok itu berarti sayang dengan kamu. Sebaliknya, orang yang mendiamkan atau menyuruh kamu untuk merokok, itu berarti ingin menjerumuskan kamu menjadi orang yang bodoh dan penyakitan.''

Gimana Kalau Ada yang Merokok?

''Kamu harus berani menegur siapa saja yang merokok, baik itu teman kamu, guru atau orang tua kamu sendiri. Katakan merokok itu bahaya bagi kesehatan diri sendiri maupun orang lain. Ajak teman, orang tua, dan masyarakat sekitar agar meninggalkan kegiatan merokok,'' tegas Pak dokter Rachmat. Dengan cara yang baik dan bahasa yang nggak bikin bete, kita bisa juga mendorong orang biar nggak merokok lagi. Ada sejumlah alasan yang bisa kamu sebut seperti:

* Ganggu kesehatan (itu sudah pasti, lagi).

* Bikin napas bau.

* Bikin gigi kuning.

* Mahal.

* Bikin cepat capek olahraga atau lari.

* Kalau kita masih di bawah umur, susah juga kan untuk beli rokok.

Kalau ada yang kesal, sepertinya wajar saja. Tidak ada yang senang kalau dengar ada yang bilang mereka salah. Kalau memang teman kamu (atau siapa saja yang kamu tegur) marah, jangan terlalu maksa. Pada waktunya nanti, dia akan sadar bahwa kamu yang benar. Biar lebih yakin, kamu juga bisa berbicara dengan orang tua atau guru bimbingan di sekolah. Begitu teman kamu siap, mereka ini bisa membantu untuk menghilangkan kebiasaan merokok selamanya. Jika teman kamu memutuskan berhenti, dukung dia. Sudah saatnya tuh, kita bilang, ''Merokok? Ngapain juga...''

Berani Bilang Tidak

Kalau lingkungan kita semua perokok dan kamu adalah orang yang berniat banget nggak akan merokok, ada saran untuk menghadapi ini dari Ibu Nova Riyanti Yusuf, seorang dokter umum yang kini sedang mendalami ilmu kedokteran jiwa di Universitas Indonesia.

* Cari kesibukan.

''Carilah kesibukan dan kegiatan yang berprestasi,'' ujar Ibu Nova.

* Selalu optimis.

''Jangan mudah putus asa karena kegagalan. Coba dan coba kegiatan lain untuk terus berprestasi.''

* Kalau ada masalah, jangan pernah lari ke kegiatan-kegiatan yang negatif

Misalnya mencoba untuk merokok atau minum minuman keras. Kata Ibu Nova, hal tersebut justru akan membuat kamu semakin banyak persoalan dan akan mengalami banyak kegagalan. ''Merokok itu bukanlah jalan keluar justru semakin membuat masalah,'' kata Ibu Nova.

* Berani mengatakan tidak untuk merokok.

''Sebaiknya jangan pernah mencoba untuk merokok dan harus tidak memulai sama sekali,'' tegas Ibu Nova. Merokok itu, kata ibu yang juga penulis ini, sangat jelek pengaruhnya terhadap fisik dan kejiwaan. ''Sekali mencoba kamu akan ketagihan dan itu sangat jelek bagi perkembangan fisik dan kejiwaan.

* Kalau diejek?

Ibu Nova bilang, tanggapi saja dengan senyum, nggak perlu ditanggapi serius. ''Mental kamu harus kuat, tanggapi saja dengan senyum. Pokoknya cool aja,'' ujarnya. Kalau masih terus diejek, katakan saja bahwa gue tidak perlu dan tidak butuh rokok. ''Katakan dengan senyum, lama kelamaan mereka bosan juga kok .''

Sumber: http://www.republika.co.id/koran - Minggu, 22 Januari 2006

0 komentar: